Minggu, 29 Juli 2012

Medusoid, Ubur-ubur Buatan dari Sel Tikus


TEMPO.CO : Para ilmuwan berhasil membuat ubur-ubur buatan dari sel-sel jantung tikus dan polimer silikon. Ibarat pompa biologis alami, ubur-ubur buatan yang dijuluki Medusoid ini berdenyut-denyut seperti jantung manusia dan bisa berenang mirip ubur-ubur asli.

"Ini menjadi model yang baik untuk mempelajari fisiologi jantung manusia," kata Kevin Kit Parker, seorang peneliti rekayasa biologi di Harvard University.

Ide pembuatan Medusoid adalah untuk melihat cara kerja pompa berotot, selain jantung atau organ berotot lainnya, serta mempelajari adanya kesamaan mendasar atau prinsip-prinsip desain di antara keduanya.

Parker mengatakan bahan utama pembuatan Medusoid adalah sel otot jantung tikus dan sebuah film silikon tipis. Bersama peneliti dari California Institute of Technology, mereka merekayasa sel dan silikon tersebut menjadi sebuah struktur yang menyerupai ubur-ubur nyata.

Mereka kemudian meletakkan Medusoid dalam tangki berisi cairan penghantar listrik. Sengatan listrik kemudian dialirkan untuk merangsang ubur-ubur hasil rekayasa tersebut supaya bergerak. "Hasilnya, ubur-ubur berenang. Tapi tidak perlu makan dan reproduksi seperti halnya ubur-ubur sebenarnya," ujar Parker, Senin lalu.

Medusoid memiliki banyak manfaat sebagai model. Parker mengatakan tiap ilmuwan dapat memanfaatkan ubur-ubur temuannya untuk memecahkan berbagai persoalan yang berbeda.

Seorang ahli biologi kelautan, misalnya, bisa belajar lebih banyak tentang arsitektur dan mekanisme berenang ubur-ubur. Ahli biologi komparatif dapat mengamati mekanisme pemompaan Medusoid dibandingkan dengan cara kerja jantung manusia.

Untuk insinyur jaringan tubuh, Parker manambahkan, pembuatan Medusoid menjadi pelajaran dalam hal desain dan kontrol kualitas. "Saya tertarik menggunakan Medusoid untuk pengembangan obat sakit jantung dan sebagai model awal untuk merancang jantung buatan," ujar dia.

Keberhasilan pembuatan Medusoid, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology, memicu Parker dan rekan-rekannya melanjutkan percobaan pada hewan lain yang memiliki anatomi dan fungsi organ tubuh yang lebih rumit dan kompleks.

0 komentar:

Posting Komentar